
Ketika kita tidak memiliki cukup oksigen, maka kita bisa mengalami hipoksia atau hipoksia. Kedua situasi ini termasuk sebagai kondisi yang membahayakan karena tanpa adanya asupan oksigen yang cukup, maka akan muncul risiko kerusakan yang bisa muncul pada otak, hati, serta organ-organ lainnya beberapa saat setelah gejala hipoksia maupun hipoksemia terjadi.
Hipoksemia sendiri merupakan kondisi dimana oksigen di dalam darah memiliki kadar yang rendah sehingga kemudian dapat memicu terjadinya hipoksia alias kadar oksigen rendah pada jaringan. Keadaan ini membuat darah kita tidak memiliki cukup oksigen untuk jaringan tubuh dan memenuhi kebutuhan tubuh. Sementara itu, kedua masalah ini juga kerap disebut sebagai hipoksia.
Lantas, hal apa yang menyebabkan terjadinya hipoksia? Pada dasarnya, hipoksia dapat terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami asma parah. Ketika terjadi serangan asma, maka saluran udara akan mengalami penyempitan yang kemudian membuat seseorang sulit untuk mendapatkan udara ke paru-paru. Biasanya, batuk akan berfungsi untuk membersihkan paru-paru, bahkan juga akan bisa digunakan untuk mendapatkan lebih banyak oksigen. Akan tetapi pada kondisi ini, justru bisa memperburuk gejala.
Kemunculan hipoksia dapat disebabkan oleh adanya kerusakan paru-paru karena trauma. Selain itu, hipoksia juga dapat terjadi karena adanya penyakit paru-paru seperti penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, bronkitis, pneumonia, serta edema paru atau cairan yang ada di paru-paru. Selain itu, hipoksia juga dapat terjadi ketika seseorang mengalami anemia, masalah jantung, obat sakit kuat yang mampu menahan pernapasan, serta keracunan sianida.
Terdapat beberapa gejala yang dapat menandakan hipoksia, misalnya seperti perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau merah ceri, merasa bingung, detak jantung cepat, batuk, nafas cepat, sesak nafas, detak jantung melambat, nafas berdesah, serta berkeringat. Untuk mengatasi hipoksia, kita perlu meningkatkan kadar oksigen pada darah kita. Salah satu cara umum untuk mendapatkan tambahan oksigen ialah melalui oksigen ekstra alias terapi oksigen. Terapi oksigen ini bisa melibatkan penggunaan alat mekanis untuk memasok oksigen ke paru-paru.
Melalui adanya terapi oksigen tambahan, kita bisa mengurangi sesak napas, meningkatkan oksigen dalam darah, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang harus dilakukan jantung maupun paru-paru. Selain itu, terapi oksigen juga penting untuk mengurangi hiperkapnia. Untuk meresepkan oksigen, biasanya dokter akan terlebih dahulu memeriksa dan mengukur kadar oksigen dalam darah. Barulah kemudian oksigen tambahan disuplai melalui beberapa cara.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk terapi oksigen ialah melalui tangki oksigen. Terapi melalui tabung ini akan menggunakan oksigen terkompresi yang disimpan di dalam tangki portabel. Tangki akan mengirimkan oksigen ke tubuh melalui tabuh hidung, masker wajah, maupun oksigen yang akan dimasukkan ke tenggorokan. Selain itu, terdapat juga oxygen concentrator yang mengambil udara dari lingkungan yang menyaring gas-gas lain dan kemudian menyimpan oksigen tersebut sebelum disalurkan ke tubuh pasien. Untuk menggunakan oxygen concentrator, kita tidak perlu menggunakan wadah oksigen karena oksigen sudah terisi otomatis.
Selain tangki oksigen dan oxygen concentrator, terdapat juga oksigen cair yang bisa berubah menjadi gas ketika oksigen cair meninggalkan wadahnya. Walaupun oksigen cair memiliki ruang yang lebih sedikit dibandingkan oksigen terkompresi, oksigen ini juga dapat menguap. Perlu kita ketahui bersama bahwa untuk mengantisipasi hipoksia, kita harus memastikan bahwa asma tetap terkendali dengan rutin meminum obat serta makan makanan yang bergizi.
Bagi kamu yang sedang mencari harga oxygen concentrator yang terjangkau. Anda bisa mencarinya di blibli.com ya guys.